[INFOGRAFIS] Tingkat Kesadaran Merencanakan Keuangan & Investasi Karyawan
Mengelola dan mengatur keuangan adalah permasalahan umum yang sering dihadapi oleh karyawan. Pasalnya, banyak karyawan yang sebenarnya sudah memiliki gaji yang cukup namun tetap merasa kurang dalam memenuhi kebutuhannya. Sehingga sebagian dari mereka harus rela berhemat di akhir bulan atau melakukan pinjaman yang sebetulnya tidak diperlukan. Berangkat dari permasalahan ini, tim Qerja.com melakukan sebuah survey kecil secara online tentang bagaimana “Kesadaran Merencanakan Keuangan & Investasi Karyawan”. Melalui artikel ini, tim Qerja akan mempublikasikan hasil survey tersebut dengan sedikit analisa dan rekomendasi yang berasal dari beberapa sumber literatur sekunder. Dalam narasi ini, tim kami hanya akan menyajikan insight dari hasil survey dan meringkasnya menjadi 7 bagian. Kami berharap, hasil survey ini bisa menjadi bahan evaluasi karyawan dalam mengelola gaji dan keuangan.
Demografi Responden
Survey ini dilakukan pada tanggal 12-23 Maret 2018 kepada member Qerja.com. Total responden yang mengikuti survey ini sebanyak 322 orang, dengan persentase 66% pria dan 34% wanita. Secara demografi umur, survey ini banyak diikuti karyawan berusia 25-34 tahun yaitu sebanyak 58%. Kemudian dari pengalaman kerja, responden yang memiliki pengalaman kerja selama 3-5 tahun menjadi responden terbanyak di survey ini yaitu sebanyak 32%. Di bawah ini adalah demografi lengkap responden survey Qerja bulan maret ini.
Apakah Anda Sudah Merencanakan dan Mengelola Keuangan dengan Baik?
Salah satu pertanyaan inti dari survey Qerja ini adalah “Apakah Anda Sudah Merencanakan dan Mengelola Keuangan dengan Baik?”. Sebanyak 81% responden menjawab bahwa mereka telah melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan dengan baik. Dari jawaban ini, kami menyimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah mengerti pentingnya merencakan dan mengelola keuangan. Sebagai seorang karyawan, kita biasanya bergantung pada satu sumber penghasilan yaitu gaji bulanan. Sangat penting mengelola penghasilan mereka agar kebutuhan hidup sehari-hari bisa bisa terpenuhi. Tidak hanya itu, mengelola dengan tepat dapat membantu karyawan dalam mencapai tujuan hidupnya.
Apakah Anda Rutin Mencatat Pengeluaran Anda? Mengapa?
Setelah menanyakan tentang kesadaran merencanakan dan mengelola keuangan, selanjutnya kami menanyakan tentang salah satu cara untuk mengelola keuangan yaitu pencatatan pengeluaran. Hasilnya cukup mengejutkan, karena jawaban responden bertolak belakang dengan jawaban pertanyaan sebelumnnya. Meskipun sebagian besar responden sudah merasa melakukan perencanaan dan pengelola keuangan dengan baik, namun hanya 47% responden yang rutin mencatat pengeluaran mereka. Padahal, melakukan pencatatan pengeluaran adalah hal yang paling penting dalam mengelola keuangan. Kami mengolah data dari alasan jawaban pertanyaan di atas dan hasil yang didapat cukup mengejutkan pula. Alasan responden yang menjawab tidak rutin mencatat pengeluaran adalah “malas”, “lupa”, “ribet” dan “tidak punya waktu”.
Dari jawaban alasan tersebut, kami menyimpulkan bahwa belum semua responden mengerti tentang bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Prita Ghozi dalam bukunya yang berjudul “Make It Happen!” mengatakan bahwa salah satu kegagalan seseorang dalam merencanakan dan mengelola keuangan adalah malas mencatat pengeluaran. Kebocoran-kebocoran dalam mengelola keuangan biasanya muncul dari post-post pengeluaran yang kecil namun rutin. Contoh paling sederhana adalah uang parkir yang terlihat sepele dan mudah dilupakan. Padahal jika kita kali kan seberapa rutin kita parkir di suatu tempat dengan nominal biayanya biasanya akan mendapatkan angka yang cukup lumayan besar. Belum lagi uang tol, bensin dan lain-lain yang terlihat sepele namun bernominal besar.
Dari pertanyaan tersebut kami ingin menggali lebih dalam tentang kebiasaan menggunakan uang gaji dan penghasilannya. Hasilnya, 69% responden menjawab bahwa saat ini persentase pengeluarannya di atas 50% dari total pendapatannya. Seorang pakar perencana keuangan terkemuka Amerika, Elizabeth Warren, mengatakan bahwa idealnya persentase antara pengeluaran rutin dan tabungan serta investasi adalah 80%-20%. Lebih lanjut lagi dalam bukunya “All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan”, Warren mengatakan pembagian penghasilan tersebut bisa divariasikan menjadi lebih detail sebagai berikut:
1. Pengeluaran Rutin (50%)
Ketika Anda menerima gaji setiap bulannya, Warren menyarankan agar Anda langsung memotong pengasilan anda sebesar 50% untuk pengeluaran rutin. Pengeluaran rutin bisa berupa uang belanja bulanan, tagihan bulanan, cicilan, biaya sekolah anak, dll.
2. Pengeluaran Tambahan (30%)
Selanjutnya, 30% penghasilan anda dapat dialokasikan untuk pengeluaran tambahan di luar pengeluaran rutin. Beli tiket nonton, makan Bersama keluarga di restoran, membeli gadget dan sebagainya termasuk dalam post pengeluaran ini. Post pengeluaran ini perlu mendapat perhatian lebih, karena menurut Warren, post pengeluaran ini yang paling sering membuat rencana pengelolaan keuangan bulanan menjadi tidak lancar dan bahkan buyar. Warren menekankan pada pentingnya mengelola gaya hidup dalam mengelola pengeluaran tambahan ini.
3. Tabungan dan Investasi (20%)
Pos tabungan dan investasi adalah pos yang paling disorot oleh Warren. Karena pentingnya pos ini, Warren bahkan mengatakan ketika kita menerima gaji bulanan kita, sebaiknya 20% uangnya langsung masuk rekening tabungan kita. Ia juga mengatakan bahwa sebaiknya kita membuat satu rekening tabungan khusus untuk alokasi dana ke pos ini. Karena jika tidak, pos ini akan sangat mudah tergerus akibat pos pengeluaran tambahan.
Apakah Anda Memiliki Tabungan Pensiun dan Dana Darurat?
Pertanyaan ini kami tanyakan berkenaan dengan rencana hari tua dan pengeluaran darurat. Dari jawaban yang diberikan responden hasilnya, 56% responden memiliki tabungan khusus untuk dana darurat. Dana darurat adalah uang yang dialokasikan khusus untuk pengeluaran yang sifatnya mendesak dan diluar perkiraan seperti ketika sakit dan harus di rawat, memperbaiki gadget atau kendaraan yang rusak secara mendadak dan lain-lain. Tidak ada acuan khusus untuk persentase dana darurat ini menurut Warren. Namun menurutnya, alokasi dana darurat dapat diambil dari pos pengeluaran tambahan. Kemudian tabungan pensiun, sebanyak 42% responden mengatakan bahwa mereka memiliki tabungan pensiun. Pensiun disini tidak terbatas untuk perencanaan masa tua, tetapi juga untuk mempersiapkan pensiun dini atau ketika dipecat atau mengundurkan diri. Tabungan ini dapat dipakai untuk “menyambung hidup” ketika seorang karyawan sudah tidak bekerja atau ketika masih menunggu untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Apakah Anda Memiliki Asuransi atau Investasi Aktif Saat Ini?
Asuransi dan investasi adalah sesuatu hal penting dalam pengelolaan keuangan. Meskipun demikian, belum banyak karyawan yang sadar pentingnya hal ini. Dari hasil survey kami sebanyak 62% responden mengatakan bahwa mereka memiliki asuransi aktif. Jenis asuransi yang dimiliki responden adalah asuransi kesehatan (86%), asuransi pensiun (22%), asuransi pendidikan (8%) dan asuransi barang (8%). Kemudian 50% responden ternyata sudah memiliki jenis investasi aktif saat ini. Adapaun logam mulia seperti emas masih menjadi investasi yang dimiliki oleh responden (39%), diikuti deposito dan property (masing-masing 34%), reksadana (20%) dan saham (18%).