Solusi FinTech untuk Petani Indonesia
Selamat Hari Tani Nasional! Hari spesial yang didedikasikan bagi petani Indonesia ini diperingati setiap tanggal 24 September. Negara ini memiliki 26,14 juta rumah tangga tani dan para petani kita memiliki peran yang sangat penting bagi seluruh rakyat Indonesia, namun banyak di antara mereka yang menghadapi berbagai tantangan besar dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan usahanya, mulai dari kemiskinan sampai dengan rendahnya tingkat kepemilikan lahan dan kurangnya akses ke pembiayaan.
Sebagian besar tanggung jawab untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut ada di pundak pemerintah Indonesia. Namun, ada juga penggerak-penggerak inovatif di negara ini yang menawarkan solusi bagi masalah-masalah petani, dengan cara mengubahnya menjadi sebuah kesempatan.
Produktifitas Menurun
Indonesia adalah negara agraris dan pertanian merupakan aspek penting dalam kebudayaan kita. Sayangnya, selama satu dekade ke belakang, produktivitas sektor ini terus menurun. Menurut Asisten Gubernur Kepala Departeman Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, seperti dikutip oleh Kompas.com, pada tahun 1990, sektor pertanian menyumbang 22.09% terhadap PDB Indonesia. Namun tahun lalu, angka ini telah berkurang sampai hanya sekitar 13%.
Kondisi ini diperparah dengan turunnya angka penyerapan tenaga kerja di sektor ini. Pada 1990, sektor ini menyerap lebih dari 55% tenaga kerja di Indonesia. Angka ini turun menjadi 45,1% di tahun 2000 dan terus turun menjadi 31,9% di tahun 2016.
Industri pertanian kini menghadapi masalah tenaga kerja usia tua. Pada hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) yang diadakan pada tahun 2013 terlihat bahwa mayoritas petani Indonesia berumur 45 sampai 54 tahun. Lebih jauh lagi, sebuah survey yang dilakukan di tiga desa pertanian padi di Jawa Tengah oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa hanya sekitar tiga persen kaum muda yang bersedia melanjutkan usaha tani keluarga di daerah tersebut.
Kurangnya Akses ke Pembiayaan
Salah satu faktor utama di balik rendahnya produktivitas sektor pertanian adalah karena kebanyakan petani Indonesia masih dianggap unbankable. Sampai hari ini, kurangnya akses ke pembiayaan masih menjadi kendala besar dalam perkembangan pertanian Indonesia.
Peneliti LIPI Yeni Saptia mengatakan bahwa hasil penelitian menemukan bahwa hanya sekitar 15% petani memiliki akses terhadap kredit bank, sementara 33% lainnya mendapatkan pembiayaan dari program-program mikro kredit yang disponsori pemerintah, seperti misalnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, mayoritas petani sebanyak sekitar 52% masih mengandalkan modal sendiri atau meminjam uang dari kerabat ataupun dari koperasi dan lembaga keuangan non bank lainnya.
Sebuah Solusi Fintech
Dalam beberapa tahun ini, perusahaan-perusahaan teknologi finansial seperti Mekar (PT Sampoerna Wirausaha) telah memainkan peran yang cukup penting dalam usaha pemberdayaan petani dan membantu mereka mengembangkan usaha taninya. Platform-platform pinjaman peer-to-peer seperti yang dijalankan oleh Mekar kini banyak bermunculan, menawarkan sebuah solusi unik bagi permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh para petani.
Platform peer-to-peer lending Mekar, yaitu Mekar.id, menghubungkan para petani dan pemilik usaha kecil lainnya di Indonesia yang membutuhkan pembiayaan dengan investor yang mencari alternatif investasi yang aman, terjamin dan menguntungkan.
Mekar bermitra dengan koperasi-koperasi simpan pinjam yang memiliki pengalaman panjang dalam memberikan pinjaman kepada pemilik usaha kecil di banyak daerah di Indonesia. Koperasi-koperasi ini sehari-harinya berinteraksi secara langsung dengan para peminjam. Mereka memiliki angka NPL kurang dari 2 persen, yang artinya kasus gagal bayar sangat jarang terjadi. Selain itu, para lending partner Mekar ini memberikan jaminan 100% untuk nilai pokok investasi yang ditanamkan oleh setiap investor di Mekar, sehingga platform pinjaman P2P Mekar pun dapat menjadi wadah yang aman dan nyaman untuk berinvestasi.
Mekar menawarkan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak; petani mendapatkan pembiayaan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan usaha mereka dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya, dan para investor (individual maupun institusi) mendapatkan kenyamanan berinvestasi dengan adanya sebuah platform pinjaman profesional yang mengelola uang mereka untuk mencapai target finansial yang mereka harapkan. Dengan investasi ini, para investor di Mekar juga telah berperan dalam perkembangan usaha kecil di Indonesia.
Program Mekar untuk Petani
Sebagai sebuah platform pinjaman P2P yang mulai tumbuh besar, Mekar terus berinovasi dan menghadirkan program-program yang bertujuan untuk menawarkan sebuah solusi baru untuk masalah akses pembiayaan di negara ini.
Salah satu program yang dijalankan Mekar yang melibatkan petani Indonesia yaitu sebuah kerjasama yang dimulai pada bulan Juli lalu dengan beberapa lembaga keuangan lainnya untuk menyediakan kredit mikro bagi ratusan petani padi di dua kabupaten di Jawa Barat.
Dalam kerjasama tersebut, Mekar akan memberikan dana pembiayaan pinjaman kepada Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) dan Komida akan mendistribusikan dana tersebut kepada sedikitnya 500 petani padi di kabupaten Purwakarta dan Majalengka.
Program-program semacam ini, yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki keahlian di bidang teknologi finansial seperti Mekar, mampu membawa perubahan dalam hidup para petani Indonesia. Dengan inovasinya, Mekar menjangkau mereka yang menjadi bagian dari populasi yang tidak terjamah oleh layanan bank, meningkatkan akses mereka ke pembiayaan dan memperluas inklusi finansial. Solusi seperti ini diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian, dan semoga saja di masa depan kita akan melihat lebih banyak pemuda Indonesia yang mendalami profesi petani demi memajukan perekonomian di negara ini.
Ingin berperan dalam pertumbuhan petani Indonesia? Kunjungi https://mekar.id dan berinvestasilah pada pinjaman usaha kecil hari ini.