Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu, jadi mari kita ucapkan selamat Hari Ibu untuk semua ibu di Indonesia! Mari kita luangkan waktu hari ini untuk berterima kasih dan menunjukkan rasa sayang kita kepada semua figur ibu dan para perempuan di hidup kita.
Untuk merayakan hari yang spesial ini, artikel kali ini akan membahas tentang perempuan dan investasi dan kenapa rendahnya angka investor perempuan adalah masalah yang harus diperhatikan.
Selama ini, dunia investasi memang selalu didominasi oleh laki-laki, baik itu investasi saham, properti ataupun kelas aset yang lebih baru seperti misalnya pinjaman peer-to-peer. Sepanjang 2016 saja, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada lebih dari 66.000 laki-laki yang mendaftar sebagai investor, dan sebanyak 21.470 di antaranya masih aktif bertransaksi di bursa saham. Sedangkan, dari 53.657 perempuan yang terdaftar sebagai investor baru di tahun lalu, hanya 472 yang masih aktif berinvestasi saham.
Banyak orang yang berpikir wajar saja kalau para prialah yang merambah dunia investasi, karena mereka berasumsi bahwa laki-laki lebih baik dalam berinvestasi dibandingkan perempuan. Tapi orang-orang yang sungguh-sungguh mengerti tentang dunia investasi berpendapat lain. Termasuk di antara mereka yaitu Kim Kiyosaki, penulis buku Rich Woman. Dalam bukunya, pengusaha dan investor properti itu mengatakan bahwa pertanyaan tentang siapa yang lebih baik dalam hal investasi tidak ada hubungannya dengan gender dan bahwa perempuan juga bisa menjadi investor yang andal.
Anggapan bahwa laki-laki secara umum adalah investor yang lebih baik dibandingkan perempuan juga telah dibuktikan sebagai pemikiran yang salah dalam sebuah survey yang dilakukan belum lama ini oleh raksasa layanan finansial Fidelity Investments.
Fidelity menganalisa lebih dari 8 juta rekening investasi klien mereka dan menemukan bahwa perempuan menabung 0,4% lebih banyak uang dari gajinya ketimbang laki-laki. Dan saat perempuan berinvestasi, mereka menghasilkan lebih banyak juga dari investasi mereka setiap tahunnya, sebanyak 0,4% lebih tinggi dibandingkan penghasilan investasi para investor laki-laki.
Jadi apa yang membuat perempuan masih enggan berinvestasi?
Ellen May, seorang pengusaha wanita, penulis buku keuangan dan trader saham kenamaan, mengatakan dalam wawancara dengan Mekar bahwa seringkali perempuan enggan berinvestasi “karena wanita menganggap investasi itu rumit, susah, dan memusingkan.”
Di Mekar, sebuah platform online yang menyediakan layanan pinjaman peer-to-peer, jumlah funder perempuan juga lebih rendah dibandingkan funder laki-laki. Funder adalah orang-orang yang memanfaatkan website Mekar untuk mendanai pinjaman usaha kecil. Melihat bagaimana dunia investasi, termasuk peer-to-peer lending, masih dipandang sebagai domainnya laki-laki, sangat mungkin bahwa platform-platform P2P lainnya di Indonesia pun mengalami hal yang sama dengan Mekar.
Namun, para funder perempuan di Mekar begitu luar biasa. Banyak di antara mereka yang secara aktif berinvestasi dan membantu usaha kecil di Indonesia tumbuh dan berkembang. Salah satunya adalah Dian Adryani, yang telah mendanai lebih dari 100 pinjaman usaha kecil melalui Mekar.
Dian telah mengenal dunia investasi selama sekitar tiga tahun belakangan ini. Selain berinvestasi di pinjaman peer-to-peer di Mekar, ibu rumah tangga berusia 33 tahun ini juga memiliki deposito di bank dan berdagang saham. “Menurut saya, investasi penting untuk jaminan di masa mendatang,” katanya.
Tidak suka mengambil risiko? Investasi berjaminan bisa jadi jawaban
Seperti kebanyakan perempuan lainnya, Dian tidak terlalu suka mengambil resiko dan keamanan investasi menjadi pertimbangan utama ketika menginvestasikan uangnya. Bagi banyak investor perempuan, kemungkinan kehilangan uang karena investasi memang menjadi momok yang menakutkan.
Inilah kenapa Dian memutuskan untuk menginvestasikan uangnya melalui Mekar, yang hingga kini berhasil menjaga tingkat kredit bermasalah atau macet di angka 0%. Mekar juga menawarkan para funder jaminan 100% bagi investasi awal mereka apabila terjadi kasus di mana peminjam gagal membayar kembali pinjaman mereka.
“Saya memilih investasi di Mekar karena imbal hasil lebih tinggi dan ada jaminan 100% terhadap modal yang kita setor,” kata Dian, sambil menambahkan bahwa jaminan yang ditawarkan Mekar adalah yang membuatnya yakin untuk berinvestasi di Mekar.
Ellen May mengatakan dia berharap lebih banyak perempuan bisa menemukan keberanian untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin awalnya terasa asing untuk mereka, seperti berinvestasi dan berdagang saham. “Tanpa mencoba Anda tidak akan pernah tahu bisa berhasil atau tidak. Dengan mencoba, ada kemungkinan untuk berhasil,” tambahnya.
Dia menekankan bahwa ada semakin banyak perempuan yang menyatakan ketertarikan mereka untuk berinvestasi dalam pelatihan-pelatihan yang dia bawakan untuk orang-orang yang ingin belajar tentang trading saham. Ini bisa berarti ada makin banyak perempuan Indonesia yang mulai mengerti pentingnya investasi dan bahwa memiliki sumber penghasilan bisa membuat mereka semakin berdaya.
Seperti yang dikatakan Ellen, “Investasi penting untuk semua. Untuk perempuan, dengan berinvestasi kita bisa menjadi pribadi yang tidak hanya cantik, namun juga produktif dan mandiri, bahkan menjadi supporter (secara finansial) untuk pasangan.”