Beberapa tahun ini, crowdfunding menjadi semakin populer di Indonesia. Tumbuhnya beberapa platform crowdfunding terbukti mampu memberikan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk menarik minat banyak calon investor dalam waktu singkat.
Dengan adanya crowdfunding, pemilik ide dan inovasi yang baik dan menjanjikan kini jadi lebih mudah untuk dapat “bertemu” dengan para pemodal dan mewujudkan mimpi mereka. Di sisi lain, bagi para investor, crowdfunding menawarkan kesempatan untuk menanamkan investasi mereka lebih awal pada produk atau proyek-proyek yang memiliki potensi untuk menjadi besar di masa depan, juga pada gagasan dan nilai-nilai yang mereka yakini.
Kita semua tentu pernah mendengar tentang kisah sukses perusahaan-perusahaan startup maupun produk-produk yang berhasil mendapatkan dukungan pendanaan melalui Kickstarter, yang adalah platform crowdfunding terbesar dan paling populer di dunia. Salah satu di antaranya yaitu Baubax, yang memproduksi jaket yang disebut-sebut sebagai “pisau lipat Swiss Army-nya pakaian wisata”.
Di bulan Juli tahun 2015, Baubax meluncurkan campaign di Kickstarter dengan target menggalang 20.000 Dollar AS untuk memulai produksi jaket travel dengan 15 fungsi yang menjadi produk utama mereka. Di luar dugaan, mereka mendapatkan lebih dari 9,19 juta dollar. Kemudian, sebuah campaign Baubax lainnya di Indiegogo di bulan September tahun yang sama mampu menarik dukungan sebesar 2 juta Dollar AS.
Kesempatan semacam inilah yang ditawarkan oleh sistem crowdfunding bagi semua pemilik usaha. Tapi, sebenarnya bagaimana cara kerjanya? Dan apa yang membuat crowdfunding berbeda dari instrumen pembiayaan lainnya? Apa keuntungannya bagi investor?
Sebuah Inovasi Pendanaan
Dalam mencari modal untuk bisnisnya, pemilik bisnis biasanya harus berkeliling mencari beberapa orang investor dan meminta mereka untuk menginvestasikan uang dalam jumlah besar. Crowdfunding memutar balik konsep ini 180 derajat.
Crowdfunding, seperti tercermin dari namanya, merupakan sebuah proses untuk menarik minat sejumlah besar investor untuk mengeluarkan uang dalam jumlah kecil dan berinvestasi pada sebuah produk, sebuah proyek atau sebuah gagasan.
Sebuah platform crowdfunding seperti Kickstarter atau Indiegogo memanfaatkan kekuatan internet untuk menghubungkan pengusaha dengan ribuan, bahkan kadang jutaan, calon pemodal. Para pemilik usaha dapat memanfaatkan platform-platform tersebut untuk mempromosikan produk atau proyek mereka dan menggalang dana yang mereka butuhkan. Ketika produknya telah siap untuk diluncurkan atau dipasarkan, atau ketika gagasannya telah terwujud, para investor akan menjadi orang yang pertama yang bisa memiliki produk atau mengambil profit dari gagasan tersebut.
The Next Big Thing
Banyak orang berpendapat bahwa crowdfunding akan menjadi “the next big thing” di dunia investasi. Kini mulai banyak investor yang merasa lebih cepat dan lebih mudah menemukan kesempatan investasi yang baik dengan menelusuri website-website crowdfunding dibandingkan dengan mendatangi satu-persatu pertemuan dengan para pemilik usaha yang ingin melakukan presentasi dan pitching.
Bagi para investor, crowdfunding memiliki potensi karena sistem ini dapat memberikan mereka akses ke pasar-pasar baru yang belum pernah digarap. Bila Anda mengunjungi sebuah platform crowdfunding, Anda akan menyadari bahwa banyak dari pemilik usaha yang mencari pendanaan di sana yang usahanya berskala kecil atau menengah dan mereka membutuhkan uang agar bisnis mereka bisa berkembang dan menjadi berskala besar.
Dulu, berinvestasi di usaha kecil dan perusahaan-perusahaan rintisan yang baru berkembang hanya dilakukan oleh kaum elit dan orang-orang kaya. Namun, dengan adanya crowdfunding, siapapun dengan sedikit uang kini bisa menjadi seorang investor dan mendapatkan keuntungan dari usaha-usaha yang sangat siap untuk membentangkan sayapnya dan tumbuh dengan pesat.