Tujuh Penyebab Kerugian Investasi yang Sering Terjadi pada Investor Pemula
Investasi adalah salah satu cara yang digunakan karyawan kantoran untuk mengelola dana yang dimiliki agar bisa lebih bermanfaat di masa depan. Dengan investasi yang tepat, karyawan bisa mengamankan kebutuhan masa depannya. Namun, banyak orang sering salah langkah dalam berinvestasi sehingga investasi yang dilakukannya malah merugi. Apa saja penyebab kerugian investasi ini? Berikut ini tujuh penyebab kerugian investasi yang umumnya kita temukan pada investor pemula.
Tidak paham
Investasi memang sesuatu yang rumit dan butuh waktu untuk dipelajari. Maka, Anda harus sabar agar bisa memahami satu produk investasi. Misalnya, Anda memilih berinvestasi pada saham, maka harus memahami fundamental perusahaan, bukan sekadar memantau tren harga saham di pasar.
Investor yang tidak paham akan merugi karena salah mengambil keputusan tentang produk investasi yang tepat dan waktu pembelian yang pas.
Mengikuti Rekomendasi yang Salah
Lagi-lagi, karena pemahaman dasar investasi yang minim, membuat seseorang jadi terlalu percaya pada sumber informasi yang tidak benar. Sehingga memilih instrumen investasi yang salah dan mendatangkan kerugian.
Sebenarnya, membaca atau mendengarkan berbagai masukan sebelum berinvestasi tidak ada salahnya. Tetapi, Anda harus menyaring, mencerna, dan membandingkan setiap informasi sebelum mengambil keputusan yang tepat.
Hanya berfokus pada keuntungan
Setiap investasi pasti ada risiko. Terkadang, kita mengalami kerugian karena nilai investasi menurun karena berbagai hal.
Investor yang hanya fokus pada cari untung saja mungkin akan merasa panik saat nilai investasinya menurun. Ia akan melakukan hal-hal yang berdasarkan emosi sesaat, seperti mencairkan investasi saat nilainya jatuh di bawah modal yang dikeluarkan.
Terlalu takut rugi
Sebaliknya, kehati-hatian yang berlebihan juga akan menimbulkan kerugian. Ketika Anda butuh waktu terlalu lama sebelum memutuskan membeli instrumen investasi karena takut rugi, maka Anda akan kehilangan momen untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Selain itu, ada juga orang terlalu takut rugi dalam berinvestasi saham, sehingga terus menahan pencairan investasi meski nilainya tenggelam. Ia berharap suatu saat nanti harga saham akan naik. Padahal, kepercayaan itu terkadang salah. Anda seharusnya membekali diri dengan pengetahuan tentang fundamental perusahaan, sebelum memutuskan untuk menahan atau menjual saham.
Baca juga: Cara MEKAR meminimalisir risiko Anda saat mendanai pinjaman
Investasi satu keranjang
Ada produk yang berisiko tinggi tapi menjanjikan keuntungan yang besar, ada pula produk yang terbilang “aman”. Apabila Anda hanya menempatkan seluruh dana di satu produk investasi yang berisiko tinggi, dan mengalami kerugian, maka Anda tidak memiliki dana lagi untuk diinvestasikan.
Sebaiknya, setiap kali mendapatkan keuntungan dari satu instrumen investasi, Anda bisa “mengamankan” dana lebih tersebut ke dalam keranjang yang lain. Atau, Anda juga dapat berinvestasi di banyak instrumen sejak awal.
Menggunakan seluruh uang simpanan untuk investasi
Kelebihan harta di luar kebutuhan utama seharusnya bisa dibagi untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari tabungan, investasi, hingga dana darurat.
Jangan menggunakan semua uang simpanan untuk investasi. Jika terjadi kerugian, maka Anda tidak punya uang sama sekali pada keadaan terdesak.
Berutang untuk investasi
Dana yang digunakan untuk investasi sebaiknya adalah harta pribadi yang berlebih setelah dikurangi biaya kebutuhan hidup sehari-hari, cicilan, dan tabungan. Anda tidak perlu memaksakan diri untuk berinvestasi jika memang tidak punya uang.
Kalau Anda sampai berutang untuk investasi, maka berisiko mengalami kerugian berlipat. Misalnya, ketika investasi merugi, sementara Anda wajib membayar utang saat itu juga. Hal ini bisa semakin parah jika bunga pinjaman terbilang tinggi.
Dengan memahami penyebab kerugian investasi, semoga Anda bisa lebih bijak dalam pengelolaan dana di masa mendatang.
— Artikel ini disadur dari Qerja.com