Daya pikat Indonesia itu tak dapat ditolak
Investor-investor asing ingin menjadi bagian dari bangsa yang besar, beragam, muda dan berkembang ini. Para investor asing biasanya datang membawa inovasi yang mungkin saja kemudian mendisrupsi begitu banyak industri-industri di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia punya pilihan: ‘menjual diri’ ke investor asing atau berubah
Untuk bisa mengendalikan takdir kita sendiri, kuncinya adalah dengan mengerti siapa diri kita sesungguhnya, lalu berinovasi dan beradaptasi dengan keadaan yang selalu berubah.
Inovasi seringkali secara serta merta disamakan dengan teknologi. Padahal, membeli dan menggunakan teknologi adalah sebuah jalan pintas; sesuatu yang terlalu mudah dilakukan. Inovasi sesungguhnya adalah mengubah cara kita melakukan apa yang biasa kita lakukan. Untuk bisa mengubah cara tersebut, mengubah metodenya, kita membutuhkan pola pikir yang tepat, budaya perusahaan yang tepat.
Contohnya mungkin bisa kita lihat pada dua inovasi terbesar dari kapitalisme. Keduanya tidak mengandalkan teknologi, tapi lebih kepada cara mengorganisir. Yang pertama yaitu “Division of Labour” atau pembagian kerja, seperti digambarkan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, yang adalah sebuah inovasi yang sangat penting. Inovasi ini membuat perusahaan bisa meningkatkan produktivitas, standardisasi dan angka pencapaian.
Inovasi penting kedua yaitu dibentuknya perusahaan patungan dan diterbitkannya saham. Saham pertama yang pernah diterbitkan yaitu oleh perusahaan Dutch East Indies (VOC). Inovasi ini membantu mendanai dan melansir teknologi-teknologi yang dibutuhkan oleh Belanda, yang waktu itu merupakan sebuah negara kecil, untuk melintasi dunia sampai ke Indonesia. Namun, jangan terperdaya oleh gemerlap inovasi ataupun teknologi, karena di balik semua itu, ada cara berpikir yang selalu menjelajah, gigih dan berani.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga harus membentuk pola pikir para pegawainya untuk selalu mengejar inovasi. Inilah inti dari tulisan ini.
Menurut saya, ada lima penghalang bagi inovasi dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia, yaitu:
- Perasaan takut gagal
- Tidak adanya budaya berpikir kritis
- Kecenderungan menghindari konflik
- Mereka yang ada di level atasan jarang sekali mau berkata “saya tidak tahu”
- Kabar angin
Untuk dapat melawan semua penghalang ini, dibutuhkan keinginan untuk berubah, juga berlatih terus setiap hari. Esai ini menyajikan beberapa pedoman untuk mengubah pola pikir agar lebih mendorong terjadinya inovasi di perusahaan Anda.
Apa Anda memiliki pertanyaan ataupun saran untuk perbaikan? Kirimkan e-mail ke saya: thierry.sanders@mekar.id.